Secsio saesarae
>> Monday, January 4, 2010
A. Konsep Dasar Medik
1. Pengertian
Secsio saesarae adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau secsio sesarae adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam mulut rahim.
2. Istilah-istilah dalam Secsio Saesarea
- Seksio sesarae prime (efektif)
Dari semua telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit (cv kecil dari 8 cm).
- Seksio sesarea sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (pertus percobaan) bila tidak ada kemajuan persalinan atau pertus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea.
- Seksio sesarae ulang (repeat caesarea sectio)
Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous caesarea section) dan pada kehamilan selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang.
- Seksio sesarae histerektomi (Caesarae Sectio Hystereetomy)
Suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan secsio sesarea, langsung dilakukan histerektomi oleh karena suatu indikasi .
- Operasi porro (porro operation)
Suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dan kavum uteri (tentunya janin sudah mati) dan langsung dilakukan histerektomi, misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.
Seksio sesarea oleh ahli kebidanan disebut obstektrik panacea yaitu obat atau terapi ampuh dari semua masalah obstutri.
3. Indikasi
ü Placenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
ü Panggul sempit
Holmor mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias naforalis ialah : CV : 8 cm, panggul dengan CV : 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan secsio sesarea. CV antara 8 – 10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal dilakukan seksio sesarea sekunder.
ü Disproporsi sefalo-pelvik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul.
ü Ruptura uteri mengancam
ü Partos lama (prolonged labor)
ü Partos tak maju (obstructed labor)
ü Distosia serviks
ü Pre-eklamsia dan hipertensi
ü Malpresentasi janin
¨ Letak lintang
Greenhil dan Gastman sama-sama sependapat :
- Bila ada kesempitan panggul, maka seksio sesarea adalah cara yang terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa
- Semua primugravida yang letak lintang harus ditolong dengan seksio sesarea walau tidak ada perkiraan panggul sempit.
- Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara lain
¨ Letak bokong
Seksio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :
- Panggul sakit
- Primigravida
- Janin besar dan berharga
¨ Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara lain tidak berhasil
¨ Presentasi rangkap, bila resposisi tidak berhasil
¨ Gemelli, menurut Easman seksio sesarea dianjurkan :
- Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (shousder preventation).
- Bila terjadi interlock (locking of twins)
- Dutosia oleh karena tumor
- Gawat janin dan sebagainya
Pada masa dulu seksio sesarea dilakukan atas indikasi yang terbtas pada panggul sempit dan plesenta previa, seperti yang telah diterangkan diatas, meningkatnya angka kejadian seksio sesarea pada waktu sekarang ini justru antara lain disebabkan karena berkembangnya indikasi dan makin kecilnya resiko dan mortalitas pada seksio sesarea karena kemajuan tehnik operasi dan anastesi serta ampuhnya antibiotic dan hematerapy.
Yang disebut dengan seksio posmortem adalah seksiao sesarea segera pada ibu hamil cukup bulan yang meninggal tiba-tiba sedangkan janin masih hidup.
4. Jenis – Jenis Operasi Seksio Sesarea
a. Abdomen (seksiosesarea abdommalis)
- Seksio sesarea transperitonealis :
¨ Seksio sesarea klasik atau korporal dengan insisimemanjang pada korpus uteri
¨ Seksio sesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahim.
- Seksio sesarea ekstraperifinialis, yaitu tanpa membuka perifonium paraetalis, dengan demikian tidak membuka vakum abdommalis.
b. Vagina (seksio sesares vaginalis)
menurut arah sayatan pada rahim, sesio sesarea dapat di lakukan sebagai berikut :
1. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroning
2. Sayatan melintang (transversal) menurut ferr
3. Sayatan huruf T (T-incision)
c. Seksio sesarea klasik (korporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan :
- Mengeluarkan janin lebih cepat
- Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
- Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :
- Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealisasi yang baik.
- Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura ueri spontan.
d. Seksio sesarea ismika (profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang-konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10 cm,.
Kelebihan :
-Penjahitan luka lebih mudah
-Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
-Tumpang tindih dari peritonialflap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritonium
-Pendarahan kurang
-Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptura uteri spontan kurang/lebih kecil.
Kekurangan :
- Luka dapat melebar kekiri, kanan dan bawah, sehingga dapat menyebabkan uterina putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak.
- Keluhan pada kandung kemih postoperatif tinggi.
5. Komplikasi
ü Infeksi purfural (nifas)
- Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
- Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung
- Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban ynga telah pecah terlalu lama.
ü Perdarahan, disebabkan karena :
- Banyak pembluh darah yang terputus dan terbuka
- Atonia uteri
- Perdarahan pada placental bed
ü Luka kandung kemih, emboni paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu tinggi
ü Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang
6. Prognosis
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang, oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehknik operasi, anastesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.
Nasib janin yang ditolong secara seksip sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum dilingkungan operasi. Menurut data dari negara-negara dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatus yang sempurna angka kematian perinatal sekitar 4 - 7 %.
7. Nasehat Pasca Operasi
- Dianjurkan jangan hamil selama + 1 tahun, dengan memakai kontrasepsi.
- Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik.
- Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit yang besar
- Apakah persalinan yang berikut harus dengan seksio sesarea tergantung dari indikasi seksip sesarea dan keadaan pada kehamilan berikutnya.
- Hampir diseluruh institut di indonesia tidak dianut diktum “once a cesarean always a cesarean”.
- Yang dianut adalah “once a cesarean not always cesarean” kecuali pada panggul sempit atau disproporsi sefalo-pelvik
DAFTAR PUSTAKA
- Straight. R. Keperawatan. Ibu Bayi Baru Lahir, Edisi 2.
EGC : Jakarta
- Doenges, dkk. 2001. Rencana Keperawatan Maternitas/Bayi. Edisi 2.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
0 komentar:
Post a Comment