Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I tentang Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas

>> Sunday, August 8, 2010

ABSTRACT
THE KNOWLEDGE OF PREGNANT MOTHER IN THE FIRST THREE
MONTHS IN .........’S COMMUNITY HEALTH CENTER OF
SUBDISTRICT OF ............... OF REGENCY .......


Emesis gravidarum is nausea and vomitus that happened for pregnance in the first three months (0-12 weeks) which happened everytime and to be continou up in 14-16 weeks, after it less and disappear. The total number of emesis gravidarum in 60-80 % primigravida and 40-60 % multigravida. This condition does not influence embrio as long as before pregnance the mother is in good condition, health and has nutrition enough. But if it strongly and to be continou can make result less nutrition, disturb and dangerous for mother and embrio` s nutrition. The aim research is to know about description the knowledge of pregnant mother in the first three months about emesis gravidarum in .........’s community health center.
The reseach’design which used in research is descriptive survey. Population in this survey is pregnant mother in the first three months in .........’s community health center of subdistrict ............... of regency ....... that consist of three villages. They are Sumberejo, Nambaan, and Toyoresmi. In this survey uses total sampling, totally sample about 20 responden. By using a measure which used is a closed questioner. After collecting the date next make tabulation and date analyse.
From this survey can get the result for 15 responden (75 %) is good knowledge, 3 responden (15 %) is enough, and 2 responden (10 %) is less. So needed more information about health education to pregnant mother from health servant comprehensive in every Ante Natal Care visiting.
Key words : Emesis Gravidarum, pregnant mother in the first three months, knowledge

download free pdf
READ MORE - Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I tentang Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas

Read more...

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa SMAN tentang Pendidikan Seks (Sex Education)

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMUN 1 ..... TENTANG PENDIDIKAN SEKS (SEX EDUCATION)

B A B I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dewasa ini kehidupan seks bebas telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak sehingga pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi yang lebih trendnya sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja baik malalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah biasnya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja (Syarif, 2008: 39).
Berdasarkan kesepakatan International di Kairo 1994 (The Cairo Consensus) tentang kesehatan reproduksi yang berhasil ditandatangani oleh 184 negara termasuk Indonesia, diputuskan tentang perlunya pendidikan seks bagi para remaja. Dalam salah satu butir konsensus tersebut ditekankan tentang upaya untuk mengusahakan dan merumuskan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi serta menyediakan informasi yang komprehensif termasuk bagi para remaja (Syarif, 2008: 39)
Sementara meninjau berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia, agaknya masih timbul pro kontra di masyarakat, lantaran adanya anggapan bahwa membicarakan seks adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masih berpandangan stereotype dengan pendidikan seks seolah sebagai suatu hal yang vulgar (Syarif, 2008: 39).
Menurut Sofyan, selaku senior Koordinator Central Mitra Remaja (CMR) yang merupakan salah satu unit kegiatan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan, selama ini jika kita berbicara mengenai seks, maka yang terbersit dalam benak sebahagian orang adalah hubungan seks. Padahal, seks itu artinya jenis kelamin yang membedakan antara cowok dan cewek atau laki-laki dan perempuan secara biologis (Syarif, 2008: 40)

Dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 1997) menyebutkan, dari 1563 perempuan usia subur, terdapat 5 0,9% melakukan aborsi secara sengaja pada usia 15-19 tahun, sekitar 11,9% melakukan secara tradisional ataupun medis. Cara tradisional yang digunakan untuk aborsi adalah meminum jamu atau ramuan tradisional, jumlah pelakunya sekitar 27,5%. Sementara itu dari penuturan yang disampaikan oleh Mestika (1996) yang merangkum dari hasil penelitian para pengamat masalah sosial remaja dibeberapa kota besar antara lain: Sarwono (1970) meneliti 117 remaja di Jakarta dan menemukan bahwa 4,1% pernah melakukan hubungan seks. Beberapa tahun kemudian, Eko (1983) meneliti 461 remaja dan dari penelitian ini diperoleh data bahwa 8,2% diantaranya pernah melakukan hubungan seks dan 10% diantaranya menganggap bahwa hubungan seks pranikah adalah wajar. Di Semarang, Satoto (1992) mengadakan penelitian terhadap 1086 responden pelajar SMP-SMU dan menemukan data bahwa 4,1% remaja putra dan 5,1% remaja putri pernah melakukan hubungan seks. Pada tahun yang sama Tjitara mensurvei 200 remaja yang hamil tanpa dikehendaki. Survei yang dilakukan Tjitara juga memaparkan bahwa mayoritas berpendidikan SMA ke atas, 23% diantaranya berusia 15-20 tahun dan 77% berusia 20-25 tahun (Syarif, 2008: 41)
Dengan begitu banyaknya faktor yang menyebabkan efek pornografi membuat remaja terjerumus ke alam bebas yang tidak bertanggung jawab misalnya, film layar lebar, VCD, DVD, media cetak, sampai assesoris yang mudah didapatkan bahkan tayangan televisipun saat ini mengarah kepada hal yang seperti itu dan juga belum lancarnya komunikasi remaja dengan orang tua yang menyangkut soal seks. Dari data survei yang diambil oleh Synovate Research ke 450 responden dan 4 kota dengan kisaran usia antara 15-24 tahun, mengungkapkan bahwa sekitar 65% informasi tentang seks, mereka dapatkan dari kawan, dan 30% sisanya dari film porno. Ironisnya hanya 5% dari resdponden remaja ini mendapat informasi tentang seks dari orang tuanya ((Syarif, 2008: 41).
Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan remaja serta adanya data dan adanya tanggapan bahwa pendidikan seks adalah tabu membuat para remaja bukan menjadi takut tetapi mereka lebih ingin mencari tahu sendiri melalui informasi-informasi yang mudah mereka dapatkan melalui kaset VCD, film layar lebar, gambar-gambar dan masih banyak lagi. Hal tersebut membuat remaja menjadi penasaran dan terdorong untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah tanpa melihat akibat-akibat yang akan ditimbulkan.
Hasil penelitian yang dilakukan Armelia, (2007) mengenai pengetahuan siswa tentang pendidikan seks di SMU Kristen Tentena dari 58 responden
didapatkan siswa yang memiliki pengetahuan baik 51,7% dan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik adalah 48,3%.
SMUN 1 .......... merupakan sekolah yang terluas di daerah .......... serta belum pernah dilakukan penelitian dan belum pernah diadakan penelitian tentang pendidikan seks untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian di tempat ini, dan ingin mendapatkan gambaran yang jelas dan akurat mengenai pengetahuan dan sikap remaja tentang pendidikan seks (Sex Education).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk lebih mengetahui “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa SMUN 1 .......... Tentang Pendidikan Seks (Sex Education) Tahun 2010”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMUN 1 .......... tentang pendidikan seks (Sex Education) Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMUN 1 .......... tentang pendidikan seks (Sex Education).
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan siswa SMUN 1 .......... tentang pendidikan seks (Sex Education).
b. Diketahuinya sikap siswa SMUN 1 .......... tentang pendidikan seks (Sex Education).

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan masukan kepada institusi untuk memberikan informasi tentang pentingnya pendidikan seks di sekolah.
2. Manfaat bagi peneliti berikutnya
Sebagai bahan referensi atau data bagi penelitian selanjutnya.
3. Manfaat bagi penulis
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan keilmuan terhadap pendidikan seks (Sex Education).
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMUN 1 .......... pada bulan Juli 2010.

download free pdf
READ MORE - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa SMAN tentang Pendidikan Seks (Sex Education)

Read more...

Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan

ABSTRACT
The Description Of The Pregnant Mother Attitude Threemester III About
The Sex During The Pregnant In BPS Ny. ............ ............. .......
The Years 2008

The sex is not only the conection which involves the sexorgan and the easy stimulable area, but also psicology and emotion. Most of women worry that the sex during pregnant can hurt theirbaby and the orgasm can cause the pregnant death.the pregnant isn’t the reason not to do the sex, because the sex is one of the psicologicalneed.In this case, the pregnantmother also has the important role to keep the harmony of family. On of them is by fullfilling psychologicalneed. So that the scientists want to know the description of the pregnantmother’sattitude in threemester III about the sex during the pregnanttime by taking the value in three aspects. They are kognitif, afectif (feeling) and konatif.
The observation which is used in it is the descriptif eksploratif by using the variable of the boring sample in this observation is that the pregnantmother in trimester III about the sex during the pregnant time, then thisdatd will be analized by using the kualitatif descriptif to be kuantitatif. It is giving scoring to answer by Likert scale.
The observation is done in BPS of Ny. ............ ............. ....... at July 13th-20 th, 2008th by using the angketmeasuretool, the population in this observation in 20 responden. The total of sample in 20 respondens . From the result of observation.it gets 11 respondens (55%) who have the description of negativeattitute about the sex during the pregnanttime.and 9 respondents who have the descriptions of positifattitute about the sex during the pregnant. According to thatobservation, it canbe concluded that most of pregnantmother threesemester III have the negativedescription.it is keeping away, avoiding, not to do the sex after the pregnantage of seven years old more at all. So that the scientists hope in order that the pregnantmothers keeps doing the sex during the pregnanttime to keep the harmony of family and to fill the psicologicalneed.
The keywords : The attitude, The motherpregnant, The sex during the pregnanttime.

download free pdf

READ MORE - Gambaran Sikap Ibu Hamil Trimester III tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan

Read more...

Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas di Kamar Bersalin RSUD

ABSTRAK
Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas
di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........
Periode 1 Januari - 31 Desember 2009

Partus prematur merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di seluruh dunia. Janin yang lahir secara prematur mempunyai risiko komplikasi yang sangat tinggi. Penyebab partus prematur masih sulit ditentukan namun masih dapat diidentifikasi diantaranya paritas. Pada tahun 2005 kejadian partus prematur di Indonesia sekitar 19 % dimana 20 % kelahiran tersebut banyak dialami oleh ibu dengan paritas tinggi. Penelitian Agustina tahun 2005 di RSUD dr. Soetomo Surabaya menyebutkan bahwa wanita yang telah melahirkan lebih dari tiga kali mempunyai risiko 4 kali lebih besar mengalami partus prematur bila dibandingkan dengan paritas yang kurang dari tiga. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas di RSUD .............
Desain Penelitian yang digunakan adalah korelasi retrospektif dengan menggunakan data pasien yang terdapat dalam Buku Laporan Harian. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan di Kamar Bersalin RSUD ............ Kota ........ periode 1 Januari – 31 Desember 2009 sejumlah 637 kasus persalinan. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh.
Hasil penelitian didapatkan 637 kasus kelahiran bayi dengan 55 kasus merupakan partus prematur sedangkan sisanya persalinan aterm (85,24%) dan postdate (6,12%). Partus prematur banyak terjadi pada ibu dengan paritas tinggi (nullipara, primipara) sebanyak 70,91% sedangkan ibu dengan paritas rendah sebanyak 2 9,09% (multipara, grandemultipara).
Hasil penelitian diperoleh X2 hitung sebesar 35,74, pada taraf signifikansi 0,05 dan df (degree of freedom) = 1, nilai tersebut lebih besar dibanding nilai X2 tabel. Dengan demikian hipotesis nihil (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan kejadian partus prematur dengan paritas.
Kata Kunci: Partus Prematur, Paritas

download free pdf

READ MORE - Hubungan Kejadian Partus Prematur dengan Paritas di Kamar Bersalin RSUD

Read more...

Hubungan Kepuasan Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal Care oleh Bidan dengan Motivasi Melakukan Antenatal

ABSTRAK
Judul : Hubungan Kepuasan Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal
care oleh Bidan dengan Motivasi Melakukan Antenatal care di Bidan Tersebut di Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengrejo Kabupaten ......

Tahun Penelitian : 2010
Kepuasan pasien sering dipandang sebagai suatu komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan. Keramahan dan kenikmatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan klinis dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan ketersediaannya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Umumnya fasilitas layanan milik pemerintah kurang/ tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa umumnya mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan atau masyarakat.
Penelitian dilaksanakan tanggal 14 -18 Juli 2010 dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara kepuasan bumil pada pelayanan antenatal care oleh bidan dengan motivasi melakukan antenatal care.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian metode korelasi yang bersifat cross Sectional dengan sampelnya yaitu sebagian ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ngasem. Teknik samplingnya adalah Accidental Sampling dan variabel yang digunakan yaitu variabel bebas adalah kepuasan ibu hamil dan variabel tergantung adalah motivasi ibu hamil. Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil analisa dari 12 responden dengan menggunakan analisis korelasi Spearman Rank, didapatkan hasil bahwa ρ hitung 0,67 dan harga ρ tabel 0,59 1 maka terlihat bahwa ρ hitung lebih besar dari ρ tabel yang berarti ada hubungan antara kepuasan ibu hamil pada pelayanan antenatal care oleh bidan dengan motivasi melakukan antenatal care di bidan tersebut.
Kata Kunci: Kepuasan, Ibu Hamil, Antenatal care, Bidan, Motivasi

download free pdf
READ MORE - Hubungan Kepuasan Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal Care oleh Bidan dengan Motivasi Melakukan Antenatal

Read more...

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu dengan Pertumbuhan Berat Badan pada Balita Usia 0–60 Bulan di DesaMasa bayi dan ba

abstrak

Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan adalah periode emas karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangan balita tidak dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauaan pertumbuhan rutin pada pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin. Pengetahuan ibu tentang pemantaun ibu tentang permasalahan pertumbuhan juga sangat berperan penting dalam pertumbuhan balita, karena dengan pengetahuan ibu dengan baik maka diharapkan pemantauan balita dapat dilakukan dengan baik pula.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang pematuan pertubuhan di posyandu dengan pertubuhan balita dengan usia 0-60 bulan di Desa Wonosari Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional dengan populasi semua ibu balita yang mempunyai balita usia 0-60 bulan di Desa Wonosari. Dengan sample semua ibu yang mempunyai balita usia 0-60 bulan.Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling, terdapat dua variable bebas penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu. Variabel terikatnya adalah pertubuhan berat badan pada balita 0-60 bulan. Variable diukur dalam waktu bersamaan. Instrumen penelitian ini adalah angket dan timbangan dacin. Data yang diperoleh di tabulasi kemudian dianalisa dengan uji korelasi jenjang yang diungkapkan oleh spearman. Dengan intervel kepercayaan 95%.
Hasil dari penelitian ini di simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemantauan pertumbuhan di posyandu dengan pertubuhan berat badan pada balita usia 0-60 bulan di Desa Wonosari Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri.
Kata kunci : pengetahuan, ibu, pemantauan, pertumbuhan,berat badan, balita

download free pdf
READ MORE - Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu dengan Pertumbuhan Berat Badan pada Balita Usia 0–60 Bulan di DesaMasa bayi dan ba

Read more...

Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua tentang Pemberian Makan Kepada Anak dengan Kejadian Obesitas pada Balita

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemberian nutrisi secara seimbang pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah lahir harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, anak diberikan tambahan atau pendamping ASI (PASI). Pemberian PASI ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa bayi dan prasekolah. Karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama pertumbuhan otak (Nursalam,dkk.2005).
Namun tidak selamanya nutrisi pada anak terpenuhi dengan seimbang. Kondisi ini menimbulkan perbedaan keadaan gizi antara anak yang satu dengan anak yang lain. Ada kalanya anak memiliki keadaan gizi lebih, keadaan gizi baik, dan keadaan gizi buruk. Keadaan gizi baik akan dapat dicapai dengan pemberian makanan yang seimbang bagi tubuh menurut kebutuhan. Sedangkan gizi lebih atau gizi kurang terjadi bila pemberian makanan tidak seimbang menurut kebutuhan anak.
Obesitas merupakan kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (Damayanti, 2004). Secara umum, kegemukan (obesitas) disebabkan oleh tidak seimbangnya energi dari makanan dengan kalori yang dikeluarkan. Kondisi ini akibat interaksi beberapa faktor, yaitu keluarga, penggunaan energi, dan keturunan (yatim, 2005).
Terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya obesitas, yaitu genetik, lingkungan dan neuro (Juanita, 2004). Namun, berdasarkan hasil penelitian Badan International Obeysitas Task Force (ITF) dari badan WHO yang mengurusi anak yang kegemukan, 99% anak obesitas karena faktor lingkungan, sedangkan yang dianggap genetik biasanya bukan genetik tetapi akibat faktor lingkungan (Darmono, 2006). Faktor lingkungan ini dipengaruhi oleh aktifitas dan pola makan orang tua anak, misal pola makan bapak dan ibunya tidak teratur menurun pada anak, karena di lingkungan itu tidak menyediakan makanan yang tinggi energi, bahkan aktifitas dalam keluarga juga mendukung (Darmono, 2006).
Komplikasi dari anak – anak yang mengalami obesitas, bisa terjadi diabetes tipe 2 yang resisten terhadap insulin, sindrom metabolisme, muncul tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan tingkat blood lipid yang abnormal (Fauzin, 2006).
Menurut Roskitt dan Clair yang dikutip oleh Subardja D, 2004, “obesitas pada anak merupakan cikal bakal terjadinya penyakit degeneratif kardiovaskuler, Diabetes Mellitus, dan penyakit degeneratif lainnya yang dapat timbul sebelum atau setelah masa dewasa”.
Di Indonesia, angka kejadian obesitas terus meningkat, hal ini disebabkan perubahan pola makan serta pandangan masyarakat yang keliru bahwa sehat adalah identik dengan gemuk (Soetjiningsih, 1998). Kurangnya pengetahuan dan salah persepsi tentang kebutuhan makanan dan nilai makanan juga merupakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang (Budiyanto, 2004). Obesitas yang terjadi sebelum umur 5 tahun mempunyai kecenderungan tetap gemuk pada waktu dewasa, dari pada yang terjadi sesudahnya (Soetjiningsih, 1998).
Peningkatan prevalensi obesitas ini terjadi di Negara maju maupun berkembang. Menurut Damayanti, 2004 prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik dari 7,6 – 10,8% menjadi 13-14%. Sedangkan anak sekolah di Singapura naik dari 9% menjadi 19 %.
Mengutip Survey Kesehatan Nasional, di Indonesia prevalensi obesitas pada balita juga naik. Prevalensi obesitas pada tahun 1992 sebanyak 1,26% dan 4,58% pada 1999. Sedangkan berdasarkan data RSU Dr.Soetomo Surabaya bagian anak menyebutkan jumlah anak kegemukan (obesitas) 8% pada tahun 2004 dan menjadi 11,5% pada tahun 2005.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di KB-TKIT Al-Hikmah Surabaya, dari 122 siswa didapatkan data anak yang mempunyai status gizi Lebih (obesitas) sebanyak 21 orang atau 17,2%.
Melihat dari uraian di atas masalah yang terjadi adalah kejadian obesitas pada anak dan balita terus meningkat, serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak. Pengetahuan yang kurang ini dapat menyebabkan perilaku yang salah dalam memberikan dan mengawasi pola makan anaknya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita”.

1.2 Rumusan masalah
Apakah ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita?

1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan orang tua dari balita yang obesitas dan balita yang tidak obesitas di KB-TKIT Al-Hikmah Surabaya tentang pemberian makan kepada anak
1.3.2.2 Mengidentifikasi kejadian obesitas pada balita di KB-TKIT Al-Hikmah Surabaya
1.3.2.3 Menganalisis hubungan antara pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita di KB-TKIT Al-Hikmah Surabaya.

1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi program kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pembinaan dan pelatihan serta pioritas program dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat dan penanggulangan kasus obesitas di masyarakat, khususnya pada balita.
1.4.2 Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah kajian baru ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan dan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan penelitian selanjutnya
1.4.3 Bagi penulis
Penulis dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam kehidupan yang nyata di tengah-tengah masyarakat.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan/ sumber rujuan bagi penelitian – penelitian selanjutnya.

download free pdf
READ MORE - Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua tentang Pemberian Makan Kepada Anak dengan Kejadian Obesitas pada Balita

Read more...

Karakteristik Penderita Kanker Leher Rahim di RSUD

ABSTRAC
CHARACTERISTIC OF PATIEN CANCER OF CERVIX
IN RSUD ............ ........ PERIODE 1 JANUARY – 31 DECEMBER 2009


Cancer of cervix has the highest incidents in developing countries, especially in Indonesia. In Indonesia this type of cancer is mostly found among gynecologic cancer, its occurrence al most 27 percent of cancerous in Indonesia and becoming there main cause of death of cancer patient woman. Hence the knowledge of cancer, generally and cancer of cervix especially should be better. The aim of this research is to know the characteristic of cancer of cervix patient in RSUD ............ ........ of 1 January – 31 December 2009, especially based on the age, parity, age of marry and the contraception type of patients.
The method that used in this research is descriptive, in a retrospective way. The data obtained from medical note of cancer of cervix patient in RSUD ............ ........ of 1 January – 31 December 2009. at that period of time there are 19 patient.
The result of research was got from 10 patient based on characteristics that become the man factor, such as woman at age 36-55 years old (94,74%) people who have multipartite (73,69%), woman who married at > 16 years old (100%) and people who are the acceptor of KB IUD (68,42%).
The conclusion from this research is the occurrence of cancer of cervix patient in 2009 mostly happen in woman who married < 18 years old.
Key words : Characteristic, Cancer, Cervix

download free pdf

READ MORE - Karakteristik Penderita Kanker Leher Rahim di RSUD

Read more...

  © Free Medical Journal powered by Blogger.com 2010

Back to TOP