MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. “N” DENGAN MOLAHIDATIDOSA DI RB HARAPAN BUNDA
>> Monday, January 4, 2010
MANAJEMEN KEBIDANAN PATOLOGIS IBU HAMIL Ny. “N” DENGAN MOLAHIDATIDOSA DI RB HARAPAN BUNDA:
MOLAHIDATIDOSA
A. Pengertian
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Uterus dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000 dan Unpad, Obstetri Patologi, 1984)
B. Etiologi
Belum diketahui pasti ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan dan genetik. Faktor risiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia di bawah 20 tahun dan paritas tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).
C. Patogenesis
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih biasanya tidak ada janin, hanya pada molapartialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri.
Di bawah mikroskop nampak degenerasi hydropik dari stroma jonjot, tidak adanya pembuluh darah dan proliferasi trofoblast. Pada pemeriksaan chromosom didapatkan poliploid dan hampir pada semua kasus mola susunan sek chromatin adalah wanita. Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein. Kadang-kadang hanya pada satu ovarium kadang pada keduanya (UNPAD, Obstetri Patologi, 1984).
D. Manifestasi klinis
1. Aminore dan tanda – tanda kehamilan
2. Perdarahan kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak, karena perdarahan ini pasien biasanya anemis.
3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
4. Tidak teraba adanya janin, tidak adanya balloment, tidak ada bunyi jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rotgen foto.
Pada mola partialis, keadaan yang jarang terjadi, dapat di ketemukan janin
5. Hiperemisis lebih sering terjadi, lebih keras dan dan lebih lama.
6. Pre eklampsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu
7. Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus imminens, tetapi gejala mual dan muntah berat.
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sonde uterus (hanifa)
2. Tes acorta sison dengan tang abortus, gelembung mols dapat dikeluarkan
3. Peningkatan kadar beta HCG darah atau urin
4. Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern)
5. Foto torake ada gembaran emboli udara
6. Pemeriksana T3 dan T4 bila ada gejala hiotoksikosis
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Perdarahan pervaginam / gambaran NOK, gejala toksemia pada trimester I dan II, hipermisis gravidarum, gejala tirotoksikosis dan gejala emboli paru
2. Pemeriksaan fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lotein balotemen negatif denyut jantung janin negatif
3. Pemeriksaan penunjang
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
G. Diagnosis Banding
Hampir 20% molahidatidosa komplet berlanjut menjadi choriocarcinoma. Sedangkan molahidatidosa parsial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai tirotoksikosi atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).
H. Penatalaksanaan
1. Perbaiki keadaan umum
2. Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh.
3. Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi.
4. Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga
5. Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
6. Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif (Taber Benzlon, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi, 1994)
Tanggal : 12 Februari 2007 Pukul : 08.00 WIB
No. Register : Ruang : Melati
I. Pengumpulan Data Dasar
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Nia Dani Nama Suami : Tn. Ahmad Dani
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Nabang Baru No 13 Alamat : Nabang Baru No 13
Metro Timur Metro Timur
2. Anamnesa
Pada tanggal : 11- 02- 2007 Pukul : 08.00 WIB
Oleh : Bidan
a. Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan keluhan ibu merasakan keluar darah sedikit-sedikit, ibu merasa pusing penglihatannya kunang-kunang, sering muntah-muntah yang berlebihan dan sering gelisah
b. Riwayat kehamilan ini
HPHT 29 Oktober 2006, lamanya 6-7 hari, siklus 28 hari, banyaknya 2 x ganti pembalut sehari, TP : 6 Agustus 2007
1) Tanda-tanda kehamilan
Hasil tes kehamilan tanggal 18 November 2006, hasil positif (+)
2) Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan ibu belum merasakan gerakan janin
3) Keluhan yang dirasakan
a) Rasa lelah : tidak ada keluhan
b) Mual dan muntah yang lama : ada
c) Nyeri perut : tidak ada keluhan
d) Saat kepala berat dan panas menggigil : tidak ada keluhan
e) Penglihatan : tidak ada keluhan
f) Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada keluhan
g) Rasa gatal panas vagina dan sekitarnya : tidak ada keluhan
h) Pengeluaran pervaginam : darah keluar sedikit
i) Oedema : tidak ada oedema
4) Diet/makan
a) Sebelum hamil : ibu mengatakan biasanya makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, ikan atau tempe, minum 7-8 gelas/hari
b) Saat hamil : ibu tidak mengalami perubahan makan 2-3 kali sehari, minum 7-8 gelas/hari
5) Pola eliminasi
a) Sebelum hamil : BAK 10 kali sehari, BAB 1 kali sehari
b) Saat hamil : BAK 10 kali sehari, BAB 1 kali sehari
6) Aktifitas
a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan malam 9 jam dapat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
b) Saat hamil : Ibu mengatakan pola istirahat sama seperti sebelum hamil dan dapat melakkan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
7) Personal hygiene
a) Sebelum hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
b) Saat hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
8) Seksualitas
a) Sebelum hamil : hubungan seksual dilakukan 3 x 1 minggu
b) Saat hamil : hubungan seksual dilakukan 3 x 1 minggu
9) Immunisasi : belum pernah mendapat immunisasi TT
10) Kontrasepsi yang pernah digunakan adalah alat kontrasepsi suntik
c. Riwayat persalinan yang lalu
No Tahun Tempat
Persalinan Usia kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit Bayi Keadaan
Jk BB PB
1 2000 RB 9 bulan Spontan Bidan Tidak ada Laki-laki 3200 gram 49 cm Sehat
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a) Jantung : tidak ada
b) Tekanan darah tinggi : tidak ada
c) Hepar : tidak ada
d) DM : tidak ada
e) Anemia : tidak ada
f) PMS, HIV, AIDS : tidak ada
g) Campak : tidak ada
h) Tuberculosis : tidak ada
i) Gangguan mental : tidak ada
j) Operasi : tidak ada
k) Lain-lain : tidak ada
2) Perilaku kesehatan
a) Penggunaan alkohol/obat-obat sejenisnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang
b) Obat-obatan yang sering digunakan
Tidak ada
c) Merokok, makan sirih
Ibu mengatakan tidak pernah merokok atau makan sirih
d) Irigasi vagina/ganti pakaian dalam
Ibu mengatakan ganti pakaian dalam 2 x sehari
e. Riwayat sosial
1) Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : ya
2) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki
3) Status perkawinan : sah menurut agama
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 3 tahun
4) Susunan keluarga yang tinggal serumah : ibu tinggal berasama suami dan anak nya
5) Tempat ada petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan : ibu mengatakan ingin bersalin di rumah bidan
f. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan
g. Psikologis : ibu mengatakan cemas dan takut kehilangan bayinya
3. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2) Status emosional : gelisah
3) Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu tubuh : 380C
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
4) Tinggi badan : 164 cm
5) Berat badan :
a) Sebelum hamil : 54 kg
b) Setelah hamil : 57 kg
c) Kenaikan : 3 kg
6) Lila : 25 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : hitam, bersih, tidak mudah dicabut
2) Telinga : pendengaran baik, bersih, simetris kanan/kiri
3) Mata :
a) Kelopak mata : simetris, tidak ada oedema
b) Konjungtiva : pucat
c) Sclera : tidak ikterus
4) Hidung : septum nasal simetris tidak ada polips,fungsi penciuman normal
5) Mulut dan gigi : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis
7) Dada :
a) Bentuk : simetris kanan dan kiri
b) Jantung : terdengar lup dup teratur
c) Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing
d) Payudara : membesar, putting susu menonjol
e) Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
8) Abdomen :
a) Bekas luka operasi : tidak ada bekas luka operasi
b) Pemeriksaan Leopold : TFU 3 jari dibawah pusat
(1) Leopold I : terasa bulat, lebar
(2) Leopold II : tidak teraba bolotemen
(3) Leopold III : tidak dilakukan
(4) Leopol IV : tidak dilakukan
(5) TBJ : TFU – 12 x 155
: 20 - 12 x 155 = 1240 gram
c) Auskultasi
DJJ : tidak terdengar denyut jantung
9) Punggung dan pinggang
a) Posisi tulang belakang : lordosis
b) Nyeri : tidak nyeri
10) Genetalia eksternal : dilakukan pemeriksaan genetalia eksternal menggunakan speculum terlihat adanya pengeluaran darah pervaginam dan terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
11) Ekstremitas
a) Atas : simetris kanan/kiri, tidak ada oedema, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat
b) Bawah : simetris kanan/kiri, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat, tidak ada varices, reflek patella (+) kanan kiri
c. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
Pemeriksaan dengan speculum, darah atau vesikel yang menyerepuai buah anggur dapat terlihat di dalam vagina atau ostium uteri
d. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
HB : 8 gr%
Protein urine : tidak dilakukan
2) Pemeriksaan kadar Beta HCG darah
3) Foto toraks ada gambaran emboli udara
4) USG : tidak terlihat rangka janin, terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur gambaran seperti sarang tawon, seperti badai salju
5) Dilakukan percobaan sonde
II. Identifikasi Masalah, Diagnosa dan Kebutuhan
1. Diagnosa
Ibu G2P1A0 umur kehamilan 16 minggu TFU 20 cm dengan molahidatidosa
Dasar :
a. HPHT : 29 Oktober 2006
b. TP : 6 Agustus 2007
c. TFU : 20 cm
d. Palpasi
Tidak teraba adanya balotmen, TFU lebih tinggi dari pada umur kehamilan tidak teraba adanya janin
e. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
f. Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit terlihat disekitar vagina
g. Pada pemeriksaan dengan speculum tidak ada luka/lesi, terdapat sedikit pengeluaran darah dan kadang-kadang keluar gelembung
h. Peningkatan kadar Beta HCG darah atau urine
i. Pada foto torak terlihat gambaran emboli udara
j. USG tidak terlihat kerangka janin, terlihat adanya gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
2. Masalah
a. Gangguan psikologis
Dasar :
1) Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
2) Ibu nampak lemah dan mata kuyu
b. Keterbatasan beraktifitas
Dasar :
1) Ibu mengatakan malas beraktifitas
2) Ibu mengatakan vaginanya sering keluar darah
c. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
3. Kebutuhan
a. Dukungan
Dasar :
1) Ibu tampak lemah
2) Ibu merasa cemas dengan kehamilannya
b. Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
c. Bedtres
Dasar :
1) Ibu sering mengeluarkan darah dari vaginanya
2) Ibu sulit beraktifitas
III. Identifikasi Masalah Potensial atau Diagnosa Lain
Menyebabkan tumor ganas dari troboflast dan biasanya timbul setelah kehamilan molahidatidosa, ini disebut juga choriocarsinoma
IV. Evaluasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter dan rujukan
V. Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Jelaskan kondisi ibu
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
2. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
3. Anjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut
4. Penuhi kebutuhan gizi
a. Beritahu ibu tentang makan makanan yang bergizi
b. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
5. Anjurkan untuk melakukan rujukan
a. Anjurkan untuk melakukan kuretase isap di Dokter spesialis kandungan
b. Beritahu ibu manfaat kuretase isap
c. Beritahu ibu bahaya molahidatidosa
6. Berikan konseling pada ibu
a. Jelaskan keadaan ibu saat ini
b. Jelaskan pada ibu kapan ibu bisa hamil lagi
VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika dilakukan pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotement, tinggi fundus uteri 20 cm, TBJ 1240 gram melebihi umur kehamilan saat ini dan ketika pemeriksaan DJJ tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah anggur dan gambaran badai salju libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada kehamilan ibu tersebut saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
a. Istirahat tidur lebih kurang 8-9 jam perhari
b. Ibu dilarang untuk melakukan aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan perdarahan yang parah pada vagina ibu
3. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut kedokter, agar ibu dan keluarganya mengetahui keadaan kehamilan ibu saat ini
4. Menjelaskan pada ibu tentang gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti nasi, sayur, lauk misal : tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan susu.
5. Menganjurkan untuk melakukan rujukan
a. Menganjurkan untuk melakukan kuretase isap di dokter spesialis kandungan.
b. Memberitahu ibu manfaat kuretase isap, tujuannya agar ibu dapat hamil lagi dan membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembung-gelembung mola yang seperti buah anggur
c. Memberitahu ibu bahaya kehamilan mola atau hamil anggur, kehamilan molahidatidosa ini harus digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat bertalnjut menjadi choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah kehamilan molahidatidosa.
6. Memberikan konseling pada ibu
a. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola tipe komplet (klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum uteri pada pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat gelembung-gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada pemeriksaan Beta HCG kadar gonadtropin chorion dalam darah dan air kencing sangat tinggi, pada foto toraks terdapat emboli udara.
b. Ibu dapat hamil lagi, bila uterus ibu dilakukan kuretase agar dapat membersihkan jaringan-jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut, kehamilan mola ini dapat terjadi pada wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan dan genetik faktor resiko sosial ekonomi rendah, usia dibawah 20 tahun dan paritas tinggi.ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun dari kehamilan ini.
VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini
2. Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan berat
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut ke dokter
4. Ibu mengerti tentang gizi
5. Ibu bersedia untuk melakukan kuretase isap
6. Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Taber Benzlon, MD. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginakologi. Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aeskula Plus.
UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offser
www.google.com 2007
"
MOLAHIDATIDOSA
A. Pengertian
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Uterus dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000 dan Unpad, Obstetri Patologi, 1984)
B. Etiologi
Belum diketahui pasti ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan dan genetik. Faktor risiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah, usia di bawah 20 tahun dan paritas tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).
C. Patogenesis
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih biasanya tidak ada janin, hanya pada molapartialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri.
Di bawah mikroskop nampak degenerasi hydropik dari stroma jonjot, tidak adanya pembuluh darah dan proliferasi trofoblast. Pada pemeriksaan chromosom didapatkan poliploid dan hampir pada semua kasus mola susunan sek chromatin adalah wanita. Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein. Kadang-kadang hanya pada satu ovarium kadang pada keduanya (UNPAD, Obstetri Patologi, 1984).
D. Manifestasi klinis
1. Aminore dan tanda – tanda kehamilan
2. Perdarahan kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak, karena perdarahan ini pasien biasanya anemis.
3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
4. Tidak teraba adanya janin, tidak adanya balloment, tidak ada bunyi jantung anak dan tidak nampak rangka janin pada rotgen foto.
Pada mola partialis, keadaan yang jarang terjadi, dapat di ketemukan janin
5. Hiperemisis lebih sering terjadi, lebih keras dan dan lebih lama.
6. Pre eklampsi atau eklamsi yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu
7. Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan abortus imminens, tetapi gejala mual dan muntah berat.
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan sonde uterus (hanifa)
2. Tes acorta sison dengan tang abortus, gelembung mols dapat dikeluarkan
3. Peningkatan kadar beta HCG darah atau urin
4. Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (snow flake pattern)
5. Foto torake ada gembaran emboli udara
6. Pemeriksana T3 dan T4 bila ada gejala hiotoksikosis
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Perdarahan pervaginam / gambaran NOK, gejala toksemia pada trimester I dan II, hipermisis gravidarum, gejala tirotoksikosis dan gejala emboli paru
2. Pemeriksaan fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan, kista lotein balotemen negatif denyut jantung janin negatif
3. Pemeriksaan penunjang
(Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
G. Diagnosis Banding
Hampir 20% molahidatidosa komplet berlanjut menjadi choriocarcinoma. Sedangkan molahidatidosa parsial jarang. Mola yang terjadi berulang disertai tirotoksikosi atau kista lutein memiliki kemungkinan menjadi ganas lebih tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).
H. Penatalaksanaan
1. Perbaiki keadaan umum
2. Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh.
3. Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi.
4. Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga
5. Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
6. Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif (Taber Benzlon, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri Dan Ginekologi, 1994)
Tanggal : 12 Februari 2007 Pukul : 08.00 WIB
No. Register : Ruang : Melati
I. Pengumpulan Data Dasar
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. Nia Dani Nama Suami : Tn. Ahmad Dani
Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Nabang Baru No 13 Alamat : Nabang Baru No 13
Metro Timur Metro Timur
2. Anamnesa
Pada tanggal : 11- 02- 2007 Pukul : 08.00 WIB
Oleh : Bidan
a. Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan hamil anak kedua dengan keluhan ibu merasakan keluar darah sedikit-sedikit, ibu merasa pusing penglihatannya kunang-kunang, sering muntah-muntah yang berlebihan dan sering gelisah
b. Riwayat kehamilan ini
HPHT 29 Oktober 2006, lamanya 6-7 hari, siklus 28 hari, banyaknya 2 x ganti pembalut sehari, TP : 6 Agustus 2007
1) Tanda-tanda kehamilan
Hasil tes kehamilan tanggal 18 November 2006, hasil positif (+)
2) Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada umur kehamilan ibu belum merasakan gerakan janin
3) Keluhan yang dirasakan
a) Rasa lelah : tidak ada keluhan
b) Mual dan muntah yang lama : ada
c) Nyeri perut : tidak ada keluhan
d) Saat kepala berat dan panas menggigil : tidak ada keluhan
e) Penglihatan : tidak ada keluhan
f) Rasa nyeri/panas waktu BAK : tidak ada keluhan
g) Rasa gatal panas vagina dan sekitarnya : tidak ada keluhan
h) Pengeluaran pervaginam : darah keluar sedikit
i) Oedema : tidak ada oedema
4) Diet/makan
a) Sebelum hamil : ibu mengatakan biasanya makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, ikan atau tempe, minum 7-8 gelas/hari
b) Saat hamil : ibu tidak mengalami perubahan makan 2-3 kali sehari, minum 7-8 gelas/hari
5) Pola eliminasi
a) Sebelum hamil : BAK 10 kali sehari, BAB 1 kali sehari
b) Saat hamil : BAK 10 kali sehari, BAB 1 kali sehari
6) Aktifitas
a) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dan malam 9 jam dapat melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
b) Saat hamil : Ibu mengatakan pola istirahat sama seperti sebelum hamil dan dapat melakkan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
7) Personal hygiene
a) Sebelum hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
b) Saat hamil : mandi dan ganti pakaian 2 x sehari hygiene terjaga
8) Seksualitas
a) Sebelum hamil : hubungan seksual dilakukan 3 x 1 minggu
b) Saat hamil : hubungan seksual dilakukan 3 x 1 minggu
9) Immunisasi : belum pernah mendapat immunisasi TT
10) Kontrasepsi yang pernah digunakan adalah alat kontrasepsi suntik
c. Riwayat persalinan yang lalu
No Tahun Tempat
Persalinan Usia kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit Bayi Keadaan
Jk BB PB
1 2000 RB 9 bulan Spontan Bidan Tidak ada Laki-laki 3200 gram 49 cm Sehat
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
a) Jantung : tidak ada
b) Tekanan darah tinggi : tidak ada
c) Hepar : tidak ada
d) DM : tidak ada
e) Anemia : tidak ada
f) PMS, HIV, AIDS : tidak ada
g) Campak : tidak ada
h) Tuberculosis : tidak ada
i) Gangguan mental : tidak ada
j) Operasi : tidak ada
k) Lain-lain : tidak ada
2) Perilaku kesehatan
a) Penggunaan alkohol/obat-obat sejenisnya
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol atau obat-obat terlarang
b) Obat-obatan yang sering digunakan
Tidak ada
c) Merokok, makan sirih
Ibu mengatakan tidak pernah merokok atau makan sirih
d) Irigasi vagina/ganti pakaian dalam
Ibu mengatakan ganti pakaian dalam 2 x sehari
e. Riwayat sosial
1) Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan : ya
2) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki
3) Status perkawinan : sah menurut agama
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 3 tahun
4) Susunan keluarga yang tinggal serumah : ibu tinggal berasama suami dan anak nya
5) Tempat ada petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan : ibu mengatakan ingin bersalin di rumah bidan
f. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan
g. Psikologis : ibu mengatakan cemas dan takut kehilangan bayinya
3. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2) Status emosional : gelisah
3) Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu tubuh : 380C
Denyut nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
4) Tinggi badan : 164 cm
5) Berat badan :
a) Sebelum hamil : 54 kg
b) Setelah hamil : 57 kg
c) Kenaikan : 3 kg
6) Lila : 25 cm
b. Pemeriksaan fisik
1) Rambut : hitam, bersih, tidak mudah dicabut
2) Telinga : pendengaran baik, bersih, simetris kanan/kiri
3) Mata :
a) Kelopak mata : simetris, tidak ada oedema
b) Konjungtiva : pucat
c) Sclera : tidak ikterus
4) Hidung : septum nasal simetris tidak ada polips,fungsi penciuman normal
5) Mulut dan gigi : lidah tidak terdapat stomatitis, gigi tidak ada lubang dan caries
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis
7) Dada :
a) Bentuk : simetris kanan dan kiri
b) Jantung : terdengar lup dup teratur
c) Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing
d) Payudara : membesar, putting susu menonjol
e) Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
8) Abdomen :
a) Bekas luka operasi : tidak ada bekas luka operasi
b) Pemeriksaan Leopold : TFU 3 jari dibawah pusat
(1) Leopold I : terasa bulat, lebar
(2) Leopold II : tidak teraba bolotemen
(3) Leopold III : tidak dilakukan
(4) Leopol IV : tidak dilakukan
(5) TBJ : TFU – 12 x 155
: 20 - 12 x 155 = 1240 gram
c) Auskultasi
DJJ : tidak terdengar denyut jantung
9) Punggung dan pinggang
a) Posisi tulang belakang : lordosis
b) Nyeri : tidak nyeri
10) Genetalia eksternal : dilakukan pemeriksaan genetalia eksternal menggunakan speculum terlihat adanya pengeluaran darah pervaginam dan terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
11) Ekstremitas
a) Atas : simetris kanan/kiri, tidak ada oedema, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat
b) Bawah : simetris kanan/kiri, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat, tidak ada varices, reflek patella (+) kanan kiri
c. Pemeriksaan panggul : tidak dilakukan
Pemeriksaan dengan speculum, darah atau vesikel yang menyerepuai buah anggur dapat terlihat di dalam vagina atau ostium uteri
d. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
HB : 8 gr%
Protein urine : tidak dilakukan
2) Pemeriksaan kadar Beta HCG darah
3) Foto toraks ada gambaran emboli udara
4) USG : tidak terlihat rangka janin, terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur gambaran seperti sarang tawon, seperti badai salju
5) Dilakukan percobaan sonde
II. Identifikasi Masalah, Diagnosa dan Kebutuhan
1. Diagnosa
Ibu G2P1A0 umur kehamilan 16 minggu TFU 20 cm dengan molahidatidosa
Dasar :
a. HPHT : 29 Oktober 2006
b. TP : 6 Agustus 2007
c. TFU : 20 cm
d. Palpasi
Tidak teraba adanya balotmen, TFU lebih tinggi dari pada umur kehamilan tidak teraba adanya janin
e. Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin
f. Ibu mengatakan terjadi perdarahan sedikit terlihat disekitar vagina
g. Pada pemeriksaan dengan speculum tidak ada luka/lesi, terdapat sedikit pengeluaran darah dan kadang-kadang keluar gelembung
h. Peningkatan kadar Beta HCG darah atau urine
i. Pada foto torak terlihat gambaran emboli udara
j. USG tidak terlihat kerangka janin, terlihat adanya gelembung-gelembung mola seperti buah anggur
2. Masalah
a. Gangguan psikologis
Dasar :
1) Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya
2) Ibu nampak lemah dan mata kuyu
b. Keterbatasan beraktifitas
Dasar :
1) Ibu mengatakan malas beraktifitas
2) Ibu mengatakan vaginanya sering keluar darah
c. Gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
3. Kebutuhan
a. Dukungan
Dasar :
1) Ibu tampak lemah
2) Ibu merasa cemas dengan kehamilannya
b. Pemenuhan cairan dan nutrisi
Dasar :
1) Ibu malas makan dan minum
2) Ibu tampak lemas
3) Ibu tampak pucat
c. Bedtres
Dasar :
1) Ibu sering mengeluarkan darah dari vaginanya
2) Ibu sulit beraktifitas
III. Identifikasi Masalah Potensial atau Diagnosa Lain
Menyebabkan tumor ganas dari troboflast dan biasanya timbul setelah kehamilan molahidatidosa, ini disebut juga choriocarsinoma
IV. Evaluasi Kebutuhan Segera
Kolaborasi dengan dokter dan rujukan
V. Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
a. Jelaskan kondisi ibu
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
2. Anjurkan ibu untuk istirahat
a. Beritahu ibu untuk istirahat yang cukup
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
3. Anjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut
4. Penuhi kebutuhan gizi
a. Beritahu ibu tentang makan makanan yang bergizi
b. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
5. Anjurkan untuk melakukan rujukan
a. Anjurkan untuk melakukan kuretase isap di Dokter spesialis kandungan
b. Beritahu ibu manfaat kuretase isap
c. Beritahu ibu bahaya molahidatidosa
6. Berikan konseling pada ibu
a. Jelaskan keadaan ibu saat ini
b. Jelaskan pada ibu kapan ibu bisa hamil lagi
VI. Pelaksanaan
1. Menjelaskan ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini bahwa ketika dilakukan pemeriksaan leopold uterus teraba bulat lebar tetapi tidak teraba balotement, tinggi fundus uteri 20 cm, TBJ 1240 gram melebihi umur kehamilan saat ini dan ketika pemeriksaan DJJ tidak terdengar denyut jantung janin, kemudian pada saat dilakukan USG ditemukan gelembung-gelembung mola seperti buah anggur dan gambaran badai salju libatkan keluarga untuk memberikan dukungan pada kehamilan ibu tersebut saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
a. Istirahat tidur lebih kurang 8-9 jam perhari
b. Ibu dilarang untuk melakukan aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan perdarahan yang parah pada vagina ibu
3. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut kedokter, agar ibu dan keluarganya mengetahui keadaan kehamilan ibu saat ini
4. Menjelaskan pada ibu tentang gizi yang baik yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral yang dapat mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti nasi, sayur, lauk misal : tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan susu.
5. Menganjurkan untuk melakukan rujukan
a. Menganjurkan untuk melakukan kuretase isap di dokter spesialis kandungan.
b. Memberitahu ibu manfaat kuretase isap, tujuannya agar ibu dapat hamil lagi dan membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembung-gelembung mola yang seperti buah anggur
c. Memberitahu ibu bahaya kehamilan mola atau hamil anggur, kehamilan molahidatidosa ini harus digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat bertalnjut menjadi choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah kehamilan molahidatidosa.
6. Memberikan konseling pada ibu
a. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola tipe komplet (klasik) yang tidak ditemukan janin yang gelembung itu biasanya sebesar butir kacang hijau sampai sebesar buah anggur, gelembung ini dapat mengisi diseluruh cavum uteri pada pemeriksaan USG juga terlihat seperti sarang tawon, seperti badai salju, terdapat gelembung-gelembung menyerupai buah anggur, kemudian pada pemeriksaan Beta HCG kadar gonadtropin chorion dalam darah dan air kencing sangat tinggi, pada foto toraks terdapat emboli udara.
b. Ibu dapat hamil lagi, bila uterus ibu dilakukan kuretase agar dapat membersihkan jaringan-jaringan mola yang seperti buah anggur tersebut, kehamilan mola ini dapat terjadi pada wanita yang terkena infeksi, defisiensi makanan dan genetik faktor resiko sosial ekonomi rendah, usia dibawah 20 tahun dan paritas tinggi.ibu dapat hamil lagi setelah jarak 2 tahun dari kehamilan ini.
VII. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini
2. Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan berat
3. Ibu bersedia untuk memeriksakan keadaannya lebih lanjut ke dokter
4. Ibu mengerti tentang gizi
5. Ibu bersedia untuk melakukan kuretase isap
6. Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Taber Benzlon, MD. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginakologi. Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aeskula Plus.
UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offser
www.google.com 2007
"
0 komentar:
Post a Comment