Demam Berdarah

>> Monday, January 4, 2010

A. Pengertian

Demam Berdarah (DB) atau demam berdarah Dengue (DBD) atau penyakit febril akut ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dati tempat sero tipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksilang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperen demisitas) dapat terjadi.

Demam berdarah disebabkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti.

B. Tanda dan Gejala

Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan atfhralgia) dan ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, pecekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk.

Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupunkeluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasuien/penderita mengalami demam tinggi selama 3 hari barturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.

Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh sehingga pasien dianggap afebril. Sesudah masa tuna/inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini.

1. Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.

2. dengan klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan dibawah kulit.

3. Demam Berdarah Dengue (DBD), gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (Epistaksis/mimisan), mulut, dubur dan sebagainya.

4. Dengue syok sindrom, gejalnya sama dengan DBD ditambah dengan syok/presyok. Bentuk ini berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi. Oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawah ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok/kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, satu perdarahan (trombositopenia) dan hemokonsentrasi sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

C. Pengobatan Demam Berdarah

Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerap makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan penambahan dengan dengan (cairan intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemonkonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.

Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan (cairan intravena). Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.

D. Pencegahan

Tidak ada vaksin yang tersedia karena komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama DB terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Inisiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.

E. Penanganan Pemerintah Masalah Demam Berdarah

Dinas kesehatan mengaku telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 3,3 milyar untuk kegiatan keluarga miskin (gakin) yang didalamnya termasuk penanganan dan pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Dana itu seudah diusulkan dalam APBD 2004 yang selanjutnya tinggal persetujuan legislatif.

Dana yang dialokasikan itu digunakan untuk membantu biaya pengobatan gratis bagi pasien demam berdarah terutama untuk kelas III. Kebijakan itu merupakan bagian dari kebijakan Gebernur yang meminta Dinkes menangani masalah DBD secara tekhnis termasuk pelayanan bagi pasien Demam berdarah.

Selanjutnya Dinkes telah mengambil sikap dan mempersiapkan anggaran yang diperlukan. Dana sebesar Rp. 3,3 milyar bukan seluruhnya dialokasikan untuk penanganan DBD, banyak penanganan kesehatan bagi Gakin yang perlu disubsidi melalui keluarga tidak mampu. Karena bila dilihat dari presentase alokasi dana DBD dengan dana yang tersedia cukup kecil.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demam berdarah adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis yang mirip dengan malaria. Demam berdarah oleh nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai dengan munculnya demam secara tiba-tiba disertai dengan sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan atfhralgia) dan ruam. Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, satu perdarahan (trombositopenia) dan nemokonsentrasi sejumlah kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Pengobatannya adalah terapi suportif dan alternatif lain seperti meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik. Dengan penderita yang banyak, dinas kesehatan mengaku telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 3,3 milyar untuk keluarga miskin.

B. Saran

Sebaiknya pemerintahh lebih memperhatikan kebersihan lingkungan agar tidak menimbulkan beberapa penyakit dan penyakit yang cepat terjangkit pada diri manusia apabila tidak menjaga lingkungan dengan baik yaitu penyakit demam berdarah.

Pada zaman sekarang ini seseorang sangat mudah terkena penyakit, maka dari itu diperlukan perhatian yang ketat untuk masalah lingkungan bersih oleh pemerintah. Kami harapkan agar pembaca memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

  © Free Medical Journal powered by Blogger.com 2010

Back to TOP