Kala Satu Persalinan
>> Wednesday, March 3, 2010
Kala I Persalinan
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Artikel ini akan memberikan gambaran mengenai kala satu persalinan dan asuhan bagi ibu selama waktu tersebut dan juga mendefenisikan proses fisiologis persalinan normal. Juga dijelaskan bagaimana cara memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan, melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan. Selain itu, dikaji pula tentang deteksi dini dan penatalaksanaan awal berbagai masalah dan penyulit, kapan dan bagaimana cara merujuk ibu.
Juga akan dijelaskan tentang penggunaan partograf. Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan dan kewajiban untuk menggunakannya secara rutin pada setiap persalinan. Partograf dapat digunakan untuk deteksi dini masalah dan penyulit untuk sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Partograf tidak digunakan selama fase laten persalinan, instrumen ini merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap. Pada prinsipnya, setiap penolong persalinan diwajibkan untuk memantau dan mendokumentasikan secara seksama kesehatan dan kenyamanan ibu dan janin dari awal hingga akhir persalinan.
Tujuan
——-
Penolong persalinan akan dapat :
1. Menjelaskan batasan persalinan
2. Menjelaskan batasan kala satu persalinan
3. Membedakan apakah ibu sudah inpartu atau belum
4. Memahami langkah-langkah esensial untuk melakukan anamnesis rutin dan
pemeriksaan fisik pada ibu yang sudah inpartu.
5. Mengidentifikasi kapan ibu berada dalam fase aktif persalinan.
6. Memberikan asuhan sayang ibu selama kala satu persalinan.
7. Penggunaan partograf secara rutin dan tepat untuk mendokumentasikan dan
memantau kemajuan persalinan serta kesehatan dan kenyamanan ibu dan bayi,
penuntun untuk membuat keputusan klinik dan deteksi dini masalah dan
penyulit.
8. Mengambil tindakan secara tepat sasaran dan waktu. Jika terjadi penyulit dan
perlu dirujuk, dapat dilakukan dengan sesegera mungkin.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
3. Keluarnya lendir bercampur darah melalui vagina.
Fase-fase Kala Satu
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten persalinan
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebaabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
- Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
- Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jamm.
Fase aktif persalinan
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat / memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Serviks membuka dari 4-10 cm, biasanya deengan kecepatan 1 cm atau lebih per
jam hingga pembukaan lengkap (10 cm).
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Artikel ini akan memberikan gambaran mengenai kala satu persalinan dan asuhan bagi ibu selama waktu tersebut dan juga mendefenisikan proses fisiologis persalinan normal. Juga dijelaskan bagaimana cara memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan, melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan. Selain itu, dikaji pula tentang deteksi dini dan penatalaksanaan awal berbagai masalah dan penyulit, kapan dan bagaimana cara merujuk ibu.
Juga akan dijelaskan tentang penggunaan partograf. Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan dan kewajiban untuk menggunakannya secara rutin pada setiap persalinan. Partograf dapat digunakan untuk deteksi dini masalah dan penyulit untuk sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Partograf tidak digunakan selama fase laten persalinan, instrumen ini merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap. Pada prinsipnya, setiap penolong persalinan diwajibkan untuk memantau dan mendokumentasikan secara seksama kesehatan dan kenyamanan ibu dan janin dari awal hingga akhir persalinan.
Tujuan
——-
Penolong persalinan akan dapat :
1. Menjelaskan batasan persalinan
2. Menjelaskan batasan kala satu persalinan
3. Membedakan apakah ibu sudah inpartu atau belum
4. Memahami langkah-langkah esensial untuk melakukan anamnesis rutin dan
pemeriksaan fisik pada ibu yang sudah inpartu.
5. Mengidentifikasi kapan ibu berada dalam fase aktif persalinan.
6. Memberikan asuhan sayang ibu selama kala satu persalinan.
7. Penggunaan partograf secara rutin dan tepat untuk mendokumentasikan dan
memantau kemajuan persalinan serta kesehatan dan kenyamanan ibu dan bayi,
penuntun untuk membuat keputusan klinik dan deteksi dini masalah dan
penyulit.
8. Mengambil tindakan secara tepat sasaran dan waktu. Jika terjadi penyulit dan
perlu dirujuk, dapat dilakukan dengan sesegera mungkin.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
3. Keluarnya lendir bercampur darah melalui vagina.
Fase-fase Kala Satu
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten persalinan
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebaabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
- Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
- Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jamm.
Fase aktif persalinan
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat / memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).
- Serviks membuka dari 4-10 cm, biasanya deengan kecepatan 1 cm atau lebih per
jam hingga pembukaan lengkap (10 cm).
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
0 komentar:
Post a Comment