Manajemen Laktasi

>> Saturday, March 6, 2010

MANAGEMEN LAKTASI

Pendahuluan

Perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak sangat dipengaruhi oleh ibu. Sejak masa kehamilan janin menerima nutrisi dari ibu melalui plasenta.pada masa bayi didalam tubuh ibu secara alami telah disediakan makanan yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya berupa ASI.

Banyak ahli sepakat ASI lebih unggul daripada susu formula atau susu sapi. Pada abad ke-19 beberapa studi kedokteran yang dilakukan di Eropa menunjukkan angka kematian dan kesakitan bayi – bayi yang diberikan ASI ternyata lebih rendah daripada yg diberi susu formula.

4.Payudara bengkak

Kadang payudara bengkak atau penuh,oedema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk.Faktor2 yang penyebab payudara bengkak:bayi tidak menyusu dengan kuat,posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar,putting susu datar atau terbenam.

5.Saluran susu tersumbat.

Keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu /duktus laktiferus.

6.Mastitis dan abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara ,bagian yang terkena menjadi merah,bengkak,nyeri dan panas,suhu tinggi kadang2 menggigil,terjadi pada minggu 1-3 setelah melahirkankarena lanjutan dari sumbatan saluran susu.

Cara mengatasinya:

* Memberikan antibiotika dan simtomatik terhadap nyeri
* Kompres air hangat
* Ibu cukup istirahat dan banyak minum
* Sebelum terbentuk abses ,menyusui tetap di berikan.
* Apabila terjadi abses ,rujuk ke dokter bedah untuk di insisi
* Pemberian antibiotika dosis tinggi,analgesik/anti piretik
* Ibu harus cukup istirahat
* Bayi dihentikan menyusu

penutup

Menyusui adalah proses alami manusia tetapi tidak sederhana seperti yang di bayangkan khalayak umum.Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini. Agar menyusui berhasil, setiap ibu harus percaya dapat melakukannya dengan didukung petunjuk pengetahuan dan manajemen praktek menyusui yang benar dan tepat. Persiapan dini sejak masa kehamilan hingga menyusui sangat membantu kelancaran proses menyusui secara keseluruhan.

Penggunaan ASI telah dideklarasikan sebagai gerakan nasional yang merupakan upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.Untuk mencapai keberhasilan gerakan nasional perlu didukung oleh peran serta seluruh anggota masyarakat para ibu sebagai pelopor peningkatan kualitas sumberdaya indonesia.praktek menyusui yg baik dan benar setiap ibu perlu mempelajarinya.bukan pada ibu yang pertama kali hamil dan melahirkan tetapi juga ibu – ibu yang melahirkan anak yang ke 2 dan seterusnya.

peranan petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi,meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui baik sebelum, selama maupun setelah kehamilan dan persalinan.Petugas kesehatan harus mampu memotivasi , memberikan bimbingan dan penyuluhan manajemen menyusui dikalangan ibu.Dukungan tenaga kesehatan ini akan sangat menentukan suksesnya kampaye ASI disamping dukungan keluarga dan lingkungan.

Dengan mengikuti dan mempelajari pengetahuan mengenai menyusui atau laktasi diharapkans etiap ibu hamil,bersalin dan menyusui dapat memberikan ASI secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh kembang normal sebagai calon sumberdaya manusia yang berkualitas.

A. ASI LEBIH BAIK DARIPADA SUSU FORMULA

ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan pertama kehidupan.

keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :

1. ASI praktis,ekonomis,dan hygienis.

2.Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3.Dapat diberikan dimana aja dan kapan s aja dalam keadaan segar, bebas bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.

4.Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.

5.Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.

6.Mengandung imunoglobulin

7.Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.

Sedangakan menyusui bayi mempuyai keuntungan keuntungan sebagai berikut :

1.Menyusui membantu menghentikan perdarahan setelah melahirkan.

2.Menyusui berdasarkan permintaan membantu mencegah kehamilan.

3.Menyusui baik secara kejiwaan atau psikologi bagi ibu dan bayi menimbulkan kedekatan secara emosional yang baik.

B.PRODUKSI ASI

Hari pertama setelah persalinan seringkali payudara ibu terasa kosong.air susu yang pertama kali dikeluarkan terasa sedikit disebut susu jolong/ kolostrum berwarna kekuningan.kolostrum mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman.kolostrum dianggap sebagai imunisasi pertama yang diterima bayi baru lahir.

1.Hormon dan Refleks yang berperan menghasilkan ASI

ASI dihasilkan oleh ekrja gabungan hormon dan refleks.Pada kehamilan terjadi perubahan hormon untuk mempersiapkan produksi ASI.setelah persalinan perubahan hormon membuat payudara menghasilkan ASI.

2hormon tersebut adalah

* Hormon prolaktin /hormon produksi ASI dihasilkan oleh eklenjar hipofise didasar otak yang membuat sel kelenjar payudara menghasilkan ASI.Hormon ini mempunyai efek penting dalam menekan fungsi indung telur sehingga memperlambat kesuburan atau haid.
* Hormon oksitosin/ hormon pengeluaran ASI dihasilkan dari bagian belakang hipofise hormon ini membuat otot – otot mengkerut dan memeras ASI keluar.

REFLEKS-REFLEKS MENYUSUI PADA IBU DAN BAYI

Pada saat menyusui akan terjadibeberapa refleks pada ibu an bayi yang penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui.

Refelks yang terjadi pada ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap putting susu diantaranya:

1. Refleks Prolaktin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalh menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi untuk bisa dihisap bayinya.
2. Refleks Oksitosin (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu keluar menuju putting susu. ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.

Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu. biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi kadang-kadang juga menghambatnya. perasaan yang bisa menghentikan refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu. refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh. manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.

Refleks yang terjadi pada bayi diantaranya:

* Rooting Refleks, bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan. bila bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk menyusu.
* Sucking Refleks, atau refleks menghisap. refleks ini terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi refleks menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi, lidah, serta langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan ASI pada payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
* Refleks Menelan, bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.

2. PEMASOKAN DAN KEBUTUHAN PENGELUARAN ASI

Payudara memasok ASI sebanyak kebutuhan bayi, bila bayi menghisap lebih sering, payudara akan membuat ASI lebih banyak. bila bayi berhenti menghisap sama sekali atau tidak pernah memulainya payudara akan berhenti membuat ASI.

Bila ASI tidak dikeluarkan payudara akan menghasilkan ASI lebih sedikit. agar ASi dapat dibuat terus maka penting untuk mengeluarkan ASI dari payudara.

3. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI

Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.

KLINIK ANTENATAL

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :

1. Gizi ibu hamil, dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil
a.kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan dan gerakannya sehari-hari harus memperhatikan perubahan fisik dan mental yang terjadi pada dirinya .Diantara waktu tersebut harus adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b.Tidak merokok,minum alkohol,kopi,soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi.
3. obat-obatan

Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak berpengaruh terhadap laktasi.

4. keluhan lain

A danya keluhan lain, misalnta sakit gigi /mulut,infeksi lainya.

5.Hygiene personal dan lingkungan.

Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan mudah menyerap keringat.

6. Pendukung

Sebaiknya selama 3bulan terakhir kehamilan,seorang ibu telah menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya.Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus di bina.

PERAWATAN PAYUDARA

Demi keberhasilan menyusui ,payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik setelah menyusui.

Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar. kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.

Guna menunjang perkembangan payudar dalam kehamilan perlu di lakukan sbb:

1.Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan payudara.

2.Latihan otot-otot yang menopang payudara.

3.Hygiene payudara

Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah papila dan aerola .pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya lecet dan infeksi.

D. HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRAKTEK LAKTASI

Untuk mencapai keberhasilan menyusui,para ibu perlu mengetahui sedikit banyak pengetahuan tentang menyusui yang benar.

Hal-hal berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu di perhatikan setiap ibu demi kelancaran menyusui antara lain :

1.Nutrisi ibu menyusui

Meskipun umumnya keadaan gizi pada ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan bukan kualitas asinya, ibu menyusui sebaiknya tidak membatasi konsumsi makananya. Penurunan berat badan sesudah melahirkan sebaiknya tidak melebihi 0,5 kg/minggu.Pada bulan pertama menyusui, yaitu saat bayi hanya mendapatkan ASI saja (”exlusive breastfeeding period”), ibu membutuhkan tambahan kalori sebanyak 700 kkl/hari, pada 6 bulan berikutnya 500 kkal/hari dan pada tahun kedua 400 kkal/hari.

Jumlah cairan yang dibutuhkan ibu menyusui dianjurkan minum 8 – 12 gelas perhari.

2. Istirahat

Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan pada ibu.Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi.

3. Obat – obatan

Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian, apakah mempunyai efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi. Contoh obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang mengandung hormon estrogen.

4.Posisi ibu-bayi yang benar saat menyusui

Dapat dicapai bila bayi tampak menyusui dengan benar, bayi menempel betul pada ibu mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara, mulut bati membuka lebar, sebagian besar areola tertutup mulut bayi, bayi menghisap ASI pelan-pelan dengan kuat, puting susu ibu tidak terasa sakit dan puting terhadap lengan bayi berada pada satu garis lurus.

5. Penilaian kecukupan ASI pada bayi

Bayi usia 0 – 4 bulan atau 6 bulan dapt dinilai cukup pemberian ASInya bila tercapai keadaan sebagai berikut:

a. Berat badan lahir telah pulih kembali setelah bayi berusia 2 minggu

b. Kenaikan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kurve pertumbuhan normal

c. Bayi banyak ngompol sampai 6 kali atau lebih dalam sehari

d. Tiap menyusui, bayi menyusu kuat (rakus).

e. Payudara ibu terasa lunak setelah disusukan dibanding sebelumnya

6. Diluar waktu menyusui

Jangan membiasakan bayi menggunakan dot atau kempeng. Berikan ASI dengan sendok bila ibu tidak dapat menyusui bayinya.

7. Ibu bekerja

Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja kembali.

8. Pemberian makanan pendamping ASI

Makanan pendamping ASI hendaknya diberikan mulai usia bayi 4 – 6 bulan. BIla ibu bekerja sebaiknya makanan pendamping ASI diberikan pada jam kerja, sehingga ASI tetap diberikan setelah ibu berada di rumah.

9. Penyapihan

Menghentikan pemberian ASI harus dilakukan secara bertahap dengan jalan meningkatkan frekuensi pemberian makanan anak dan menurunkan frekuensi pemberian ASI secara bertahap dalam kurun waktu 2 – 3 bulan.

10. Klinik laktasi

Pusat pelayanan kesehatan ibu dan anak harus memiliki pelayanan yang dapat meyakinkan setiap ibu dalam masa menyusui bahwa ia selalu dapat berkonsultasi untuk setiap masalah laktasi yang dialaminy. Untuk itu perlu diadakan klinik laktasi atau tenaga terlatih untuk membantunya pada sarana pelayanan kesehatan yang terdekat.

11. Kelompok pendukung ASI

Perlu dibina adanya kelompok pendukung ASI DI lingkungan masyarakat, yang dapat merupakan sarana untuk mendukung ibu-ibu di lingkungan tersebut agar berhasil menyusui bayinya, dibantu oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan tersebut. Melalui kelompok ini, ibu-ibu menyusui dapat mengadakan diskusi dan mendapat bantuan bila mengalami masalah dalam menyusui bayinya.

E. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI

Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :

1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui

Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang menggendong bayi.

2. Hygiene personal ibu menyusui

Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih. Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua payudara.

3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi

Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara sisi terakhir yang disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.

4. Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi. Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini berguna untuk mencegah lecet.

5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.

Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap, puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya harus dihindari.

Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

  © Free Medical Journal powered by Blogger.com 2010

Back to TOP