Kala IV

>> Saturday, January 30, 2010

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).

Kesimpulan : persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan.


Tahapan persalinan adalah :



  1. Kala I : Pembukaan Sevik – 10 cm (lengkap)

  2. Kala II : Pengeluaran janin

  3. Kala III : Pengeluaran & pelepasan plasenta

  4. Kala IV : dari lahirnya uri selama 1 – 2 jam


Yang dimaksud dengan kala IV adalah 1-2 jam setelah pengeluaran uri


Asuhan Kala IV



  1. Fisiologi Kala IV

  2. Evaluasi Uterus

  3. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum

  4. Pemantauan Kala IV


Fisiologi Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu.


Evaluasi Uterus


Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan perdarahan.

Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan taktil (massase) fundus uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.


Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum


Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina juga akan tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.


Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka periksa anus dengan rectal toucher.

Laserasi dapat dikategorikan dalam :



  1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.

  2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).

  3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.

  4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.


gambar 1 laserasi perineum


Prinsip Penjahitan Luka Episiotomi/ Laserasi Perineum

Indikasi Episiotomi



  1. Gawat janin

  2. Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).

  3. Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.


Tujuan Penjahitan



  1. Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.

  2. Mencegah kehilangan darah.


Keuntungan Teknik Jelujur


Selain teknik jahit satu-satu, dalam penjahitan digunakan teknik penjahitan dengan model jelujur. Adapun keuntungannya adalah :



  • Mudah dipelajari.

  • Tidak nyeri.

  • Sedikit jahitan.


Hal Yang Perlu Diperhatikan

Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang :



  1. Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.

  2. Menggunakan sedikit jahitan.

  3. Menggunakan selalu teknik aseptik.

  4. Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.


gambar 2 teknik anestesi


Penggunaan Anestesi Lokal



  • Ibu lebih merasa nyaman (sayang ibu).

  • Bidan lebih leluasa dalam penjahitan.

  • Lebih cepat dalam menjahit perlukaannya (mengurangi kehilangan darah).

  • Trauma pada jaringan lebih sedikit (mengurangi infeksi).

  • Cairan yang digunakan: Lidocain 1 %.


Tidak Dianjurkan Penggunaan

Lidocain 2 % (konsentrasinya terlalu tinggi dan menimbulkan nekrosis jaringan).

Lidocain dengan epinephrine (memperlambat penyerapan lidocain dan memperpanjang efek kerjanya).


Nasehat Untuk Ibu


Setelah dilakukan penjahitan, bidan hendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang diberikan diantaranya :



  • Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.

  • Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.

  • Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.

  • Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.

  • Menganjurkan banyak minum.

  • Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.


Pemantauan Kala IV


Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.

Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :



  1. Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.

  2. Evaluasi tinggi fundus uteri – Caranya : letakkan jari tangan Anda secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau dibawah pusat.

  3. Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.

  4. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka episiotomi).

  5. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.

  6. Pendokumentasian.


1


untitled2


Bentuk Tindakan Dalam Kala IV


Tindakan Baik: 1) Mengikat tali pusat; 2) Memeriksa tinggi fundus uteri; 3) Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi; 4) Membersihkan ibu dari kotoran; 5) Memberikan cukup istirahat; 6) Menyusui segera; 7) Membantu ibu ke kamar mandi; 8 ) Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi.


Tindakan Yang Tidak Bermanfaat: 1) Tampon vagina – menyebabkan sumber infeksi. 2) Pemakaian gurita – menyulitkan memeriksa kontraksi. 3) Memisahkan ibu dan bayi. 4) Menduduki sesuatu yang panas – menyebabkan vasodilatasi, menurunkan tekanan darah, menambah perdarahan dan menyebabkan dehidrasi.


Pemantauan Lanjut Kala IV

Hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :



  1. Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60 mmHg, N > 100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang timbul kemungkinan adalah demam atau perdarahan.

  2. Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun infeksi.

  3. Nadi

  4. Pernafasan

  5. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat; Uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin atau methergin).

  6. Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).

  7. Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik.


Tanda Bahaya Kala IV

Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda bahaya :



  1. Demam.

  2. Perdarahan aktif.

  3. Bekuan darah banyak.

  4. Bau busuk dari vagina.

  5. Pusing.

  6. Lemas luar biasa.

  7. Kesulitan dalam menyusui.

  8. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.


Referensi

Draft, Acuan Pelatihan Pelayanan Dasar Kebidanan.

Dep.Kes. RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Jakarta.

http://blog.asuhankeperawatan.com/414askep/mekanisme-persalinan-normal/

http://www.mitrariset.com/2009/04/persalinan.html

Mochtar, R, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi 2 Jilid 1, EGC, Jakarta.

Pusdiknakes, 2003, Buku 3 Asuhan Intrapartum, Jakarta.

Sarwono, P, 2003, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, YBP SP, Jakarta.

Scoot, J, dkk, 2002, Dandorft Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi, Cetakan I, Widya Merdeka, Jakarta.

http://askep-askeb.cz.cc/

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

  © Free Medical Journal powered by Blogger.com 2010

Back to TOP