Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

>> Saturday, January 30, 2010

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.


Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :



  1. Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.

  2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran.

  3. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.

  4. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.

  5. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.

  6. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.

  7. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.

  8. Pemberian ASI sedini mungkin.


Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.


Konsep Asuhan Sayang Ibu

Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:



  1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.

  2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.

  3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.

  4. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.

  5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.


Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut: (1) Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan. (2) Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan. (3) Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat. (4) Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu. (5) Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan. (6) Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik. (7) Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan. (8) Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri. (9) Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama. (10) Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.


Prinsip Umum Sayang Ibu
http://askep-askeb.cz.cc/
Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut: (1) Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis. (2) Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi. (3) Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu. (4) Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu. (5) Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu. (6) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional. (7) Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup. (8) Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan. (9) Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama. (10) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas. (11) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.


Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan

Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi kegiatan: (1) Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan. (2) Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan. (3) Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga. (4) Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan. (5) Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan. (6) Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan. (7) Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman. (8) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan. (9) Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan. (10) Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa. (11) Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi. (12) Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan. (13) Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang nyaman dan aman. (14) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi. (15) Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan. (16) Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan. (17) Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah persalinan. (18) Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.


Referensi

Depkes RI, 2004, Asuhan Persalinan Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.

Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, Jakarta.

Draft, 2001, Pelatihan Pelayanan Kebidanan, Jakarta.

Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.

http://askep-askeb.cz.cc/

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive

  © Free Medical Journal powered by Blogger.com 2010

Back to TOP