Askeb Nifas
>> Saturday, March 20, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berllangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan MacArthur, 1995a) dsan dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthur et al. 1991).
Pengetahuan menyeluruh tenytang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan factor social.
B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada system musculus atau otot pada ibu nifas.
b. Mengetahui perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada system skeleton atau rangkapada ibu nifas.
c. Mengetahui masalah system musculoskeletal pada ibu nifas
d. Mengetahui intervensi yang diberikan pada ibu nifas yang berhubungan dengan masalah system musculoskeletal.
C. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II KONSEP DASAR
A. Definisi Nifas
B. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas
C. Beberapa Gejala Musculoskeletal Yang Timbul Pada Pascapartum
D. Intervensi dalam Menghadapi Perubahan Fisiologi Pada Pascapartum
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
ISI
A. Definisi Nifas
Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal, di mana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak factor, termasuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, dan perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan professional ikut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini. Untuk memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi, dan keluarganya, seorang perawat harus mampu memanfaatkan pengetahuannnya tentang anatomi dan fisiologi ibu pada periode pemulihan.
B. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas pada Sistem Muskuloskeletal
1. Afterpains
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan sering menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang (misalnya pada bayi besar dsan kembar). Menyusui dan oksitoksin tambahan biasnya sering meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
2. Topangan Otot Panggul
Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cidera sewaktu meahirkan dan masalah ginekologi dapat timbul di kemudian hari. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul. Struktur ini terdiri atas uterus, dinding vagina posterior atas,, uretra, kandung kemih, dan rectum.
3. Abdomen
Dalam dua minggu setelah melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar enam minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Pengembalian tonus otot bergantung pada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada keadaan tertentu dengan atau tanpa ketegangan yang berlebihan, seperti bayi besar atau hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah, disebut diastasis rekti abdominis. Apabila menetap, defek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi penanganan melalui upaya bedah jarang dibutuhkan.
4. Uretra dan Kandung Kemih
Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah reflek berkemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menggganggu proses berkemih. Apabila terdapat distensi berlebih pada kandung kemih dalam jangka waktu lama, dinding kandung kemih dapat mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.
5. Rongga Panggul
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
Sebagai akibat putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan ini dapat dibantu dengan latihan.
C. Beberapa Gejala Muskuloskeletal Yang Timbul Pada Masa Pascapartum
Terdapat beberapa gejala musculoskeletal yang dapat terjadi pada periode pascapartum, diantaranya adalah:
1. Nyeri Punggung
Nyeri punggung adalah gejala pascapartum jangka panjang yang sering terjadi. Mekanisme yang menghasilkan nyeri punggung yang dihipotesis oleh beberapa ahli peneliti adalah ketegangan postural pada system musculoskeletal akibat posisi pada saat persalinan. Nyeri punggung umumnya tidak berat.
2. Sakit Kepala, Sakit pada leher dan Nyeri pada bahu
Sakit kepala jangka pendek yang timbul setelah persalinan terjadi selama minggu pertama pascapartum dan mengalami migren dalam tiga bulan setelah melahirkan yang berlangsung selama enam minggu. Sakit kepala pascapartum sangat menyakitkan, timbul beberapa kali dalam satu minggu dan memengaruhi aktivitas.
Sakit kepala akibat fungsi postdural pada wanita yang mendapat anastesi epidural atau spinal harus dimonitor. Sakit pada leher dan nyeri bahu jangka panjang telah dilaporkan timbul setelah pemberian anastesi umum.
D. Intervensi Dalam Menghadapi Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1. Rasa Nyaman
Kebanyakan Ibu mengalami nyeri segera setelah mengalami persalinan.Penyebab umum nyeri meliputi nyeri pasca melahirkan sampai pembesaran payudara. Intervensi yang dapat dilakukan diantaranya dengan memberikan kompres hangat ,distraksi, membayangkan sesuatu, sentuhan terapiutik, relaksasidan interaksi dengan baik bisa mengurangi nyeri yang ditimbulkan kontraksi rahim. Intervensi lain yang bisa diberikan adalah dengan pemberian obat analgesik.
Bila wanita mengeluh tentang adanya afterpains,dapat diberi analgetika atau sedatifa supaya ia dapat beristirahat atau tidur.
2. Istirahat
Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggosok-gosok punggung, tindakan lain yang dapat memberi kenikmatan selama beberapa malam pertama setelah melahirkan.
3. Ambulasi
Intervensi ini bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
2. Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodic sering dialami multipara dan menimbulkan rasa nyeri.
3. Jaringan penopang dasar panggul yang terobek atau teregang saat ibu melahirkan memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ke tonus semula. Istilah relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul.
4. Pengembalian tonus otot-otot dinding perut bergantung pada kondisi tonus sebelum hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak.
5. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menggganggu proses berkemih.
6. Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang
7. Intervensi yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami perubahan pada masa nifas diantaranya adalah intervensi yang dapat mmberikan rasa nyaman,istirahat dan ambulasi.
B. SARAN
Lakukan kompres hangat,istirahat dan ambulasi untuk meringankan rasa nyeri atau berkunjung ke dokter untuk mendapatkan obat analgesic.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta.:EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2006.Ilmu Kebidanan.Jakarta:FKUI
Handerson,Cristine.2005.Buku Ajar Konsep Kebidanan.Jakarta:EGC
0 komentar:
Post a Comment