Pengetahuan dan sikap siswa kelas 1 SMP tentang pubertas di SMP
>> Saturday, May 15, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun sekitar 15% populasi. Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10-19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22%, yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (dikutip dari Nancy P, 2002) (Soetjiningsih, 2004 : 1).
Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa.
Pertumbuhan yang terjadi pada masa pubertas sekitar 20% dari tinggi akhir, rata-rata keseluruhannya 23-28 cm pada remaja perempuan dan 26-28 cm pada remaja laki-laki. Rata-rata pacu tumbuh terjadi selama 24-36 bulan. Puncak kecepatan tinggi badan (PHV) pada remaja perempuan terjadi 18-24 bulan lebih cepat dari pada remaja laki-laki (Soetjiningsih, 2004 : 5).
Pubertas terlambat (delayed puberty) pada perempuan didefinisikan tidak membesarnya payudara sampai umur 13 tahun, tidak adanya menstruasi sampai umur 15 tahun. Pada laki-laki pubertas terlambat adalah bila panjang testis tidak mencapai 2,5 cm atau volume testis tidak mencapai 4 ml sampai umur 14 tahun. Secara statistik pubertas yang mengalami keterlambatan sebanyak 2,5 dari normal populasi remaja pada kedua kelamin (Soetjiningsih, 2004 : 67).
Keterlambatan pubertas pada remaja sangat mempengaruhi secara psikososial. Pengaruh tersebut antara lain: Gejala tekanan emosional seperti mudah marah dan depresi, gangguan psikomotor seperti sakit perut, menjauhi teman-teman sebayanya, penampilan bersekolah yang kurang, peningkatan absen sekolah penurunan aktivitas olah raga, perkataan dan pendidikan yang tidak adekuat, peningkatan ketergantungan.
Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarga, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual. Perkembangan ini akan berlangsung mulai sekitar 12 tahun sampai 20 tahun. Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: adat istiadat, budaya, agama dan kurangnya informasi dari sumber yang benar. Kurangnya pemahaman ini akan mengakibatkan berbagai dampak yang justru amat merugikan kelompok remaja dan keluarganya. Dilaporkan bahwa 80% laki-laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan. Ada sekitar 53% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali lipat dari pada perempuan (Soetjiningsih, 2004 : 133).
Berdasarkan uraian diatas didapat bahwa tingkat pengetahuan mengenai perubahan pada masa pubertas sangat mempengaruhi sikap dan pola perilaku remaja. Oleh karena itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang hal tersebut. Hal ini penting karena dengan mengetahui sejauh mana perubahan yang sering terjadi dalam diri remaja maka remaja akan mengambil sikap yang benar dalam menghadapi hal tersebut. Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan remaja mengenai perubahan masa pubertas yang dialami oleh remaja itu sendiri.
SMP Padjajara¬¬n Bandar Lampung adalah salah satu sekolah di Bandar Lampung dari studi pendahuluan yang penulis lakukan di SMP tersebut diatas melalui wawancara langsung dengan siswa-siswi kelas 1 tanggal 22 Maret 2007 sebanyak 11 orang, diperoleh bahwa belum pernah ada penyuluhan atau informasi tentang pubertas remaja. Dengan banyaknya jumlah remaja yang sedang masa pubertas dan kompleksitas permasalahan yang akan dihadapi remaja, maka penulis perlu mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap para siswa-siswi SMP Padjajaran Bandar Lampung kelas 1 khususnya tentang pubertas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu “Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi kelas 1 tentang pubertas?”.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Sifat Penelitian : Studi Deskriptif
2. Subyek Penelitian : Siswa kelas 1 SMP
3. Objek Penelitian : Pengetahuan dan sikap siswa kelas 1 tentang
pubertas
4. Lokasi Penelitian : SMP Padjajaran Bandar Lampung
5. Waktu Penelitian : Mei - Juni 2007
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memperoleh tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMP kelas 1 tentang pubertas.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengetahuan siswa / siswi tentang pubertas di SMP Padjajaran Bandar Lampung.
b. Memperoleh pengetahuan siswa / siswi tentang ciri-ciri pubertas.
c. Memperoleh pengetahuan siswa / siswi tentang perubahan fisik yang terjadi pada saat pubertas.
d. Memperoleh pengetahuan siswa /siswi tentang bahaya pada masa puber.
e. Memperoleh sikap siswa / siswa tentang pubertas di SMP Padjajaran Bandar Lampung.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Instansi Tempat Penelitian
Sebagai masukan informasi bagi pihak sekolah tentang keadaan remaja awal saat ini sehingga pihak sekolah dapat mencari solusi dalam membantu menyelesaikan masalah yang siswa kelas 1 hadapi dan dapat membantu dalam mempersiapkan masa pubertasnya.
2. Bagi Siswa-Siswi
Penulis berharap bahwa penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi siswa yang sudah memasuki masa pubertas. Dengan adanya penyuluhan tentang pubertas disekolah, mudah-mudahan mereka memahami dan mengetahui masalah-masalah yang berhubungan dengan pubertas, agar mereka tidak terjerumus kearah negatif.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang pubertas.
0 komentar:
Post a Comment